TARAKAN – Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Provinsi Kalimantan Utara, Hasan Basri, menegaskan pentingnya komitmen dan tanggung jawab seluruh pengurus dalam menjalankan roda organisasi. Hal tersebut disampaikan Hasan Basri dalam Musyawarah Kerja Provinsi (Mukerprov) PBSI Kaltara yang digelar di Tarakan pada Jum’at (10/10/25) malam.
Dalam arahannya, Hasan Basri menyoroti pentingnya kehadiran dan partisipasi aktif para pengurus daerah dalam setiap kegiatan musyawarah. Menurutnya, musyawarah kerja menjadi momentum penting untuk merumuskan rencana kerja tahunan dan arah kebijakan organisasi ke depan.
“Kalau musyawarah kerja saja tidak hadir, bagaimana kita bisa menjalankan organisasi ini dengan baik? Ini forum penting untuk mendengar masukan dan menyusun rencana kegiatan satu tahun ke depan,” ujarnya.
Hasan juga mengungkapkan bahwa selama kepemimpinannya, PBSI Kalimantan Utara belum pernah menerima bantuan dana dari pemerintah daerah. Seluruh kegiatan dan program PBSI di tingkat provinsi, katanya, berjalan berkat dukungan dan gotong royong para pengurus.
“Sejak saya menjadi Ketua PBSI Kaltara, belum pernah ada satu pun dana dari Pemda yang kami terima. Semua kegiatan bulutangkis di Kaltara bersumber dari dana patungan pengurus. Kalau tidak bisa patungan, saya tanggung sendiri, yang penting olahraga ini tetap berjalan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hasan berharap PBSI di tingkat kabupaten dan kota dapat terus berperan aktif mencetak atlet-atlet berprestasi sebagaimana masa kejayaan bulutangkis Kaltara pada 2009 silam, saat munculnya atlet-atlet muda potensial seperti Henry dan Rico Ardi.

Ia juga menekankan pentingnya koordinasi antara pengurus provinsi, kabupaten/kota, serta klub-klub dalam pelaksanaan kejuaraan dan pendaftaran atlet. Menurutnya, sistem informasi PBSI (SI PBSI) kini menjadi sarana wajib dalam proses administrasi dan keikutsertaan atlet di berbagai turnamen.
“Sekarang semua atlet yang mau bertanding harus terdaftar melalui sistem informasi PBSI. Tidak bisa lagi daftar sembarangan. Harus lewat jalur resmi agar poinnya tercatat,” jelasnya.
Hasan mendorong setiap daerah untuk aktif menggelar turnamen lokal agar atlet-atlet muda memiliki kesempatan menambah poin dan pengalaman bertanding.
“Kalau perlu, kejuaraan antar kampung pun didaftarkan saja ke PBSI. Yang penting resmi, supaya anak-anak dapat poin dan bisa naik level ke kejuaraan yang lebih tinggi,” tambahnya.
Sebagai anggota Dewan Pengawas PP PBSI, Hasan juga berbagi pengalaman terkait tantangan pengelolaan dana olahraga di tingkat nasional. Ia menuturkan bahwa PBSI Pusat pun hanya mendapat sebagian kecil dukungan anggaran dari pemerintah, selebihnya bergantung pada inisiatif dan kreativitas para pengurus.
“Bayangkan, kebutuhan PBSI Pusat sekitar Rp350 miliar, tapi bantuan dari pemerintah hanya Rp24 miliar. Jadi selebihnya tergantung kemampuan para ketua umum mencari dukungan. Tapi saya pribadi tidak pernah bergantung pada proposal, karena saya yakin rezeki bisa datang dengan cara lain,” ungkapnya.
Menutup arahannya, Hasan Basri mengajak seluruh pengurus untuk memperkuat solidaritas dan semangat kerja demi kemajuan olahraga bulutangkis di Kalimantan Utara.
“Mari kita bangun PBSI Kaltara dengan niat yang tulus dan kerja sama yang solid. Kalau kita kompak, insyaallah banyak atlet hebat akan lahir dari daerah ini,” pungkasnya.
Discussion about this post