NUNUKAN – Refleksi 100 hari kerja kepemimpinan Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, S.E., dan Wakil Bupati Hermanus, S.Sos., menjadi momentum penting bagi publik untuk mengevaluasi efektivitas, efisiensi, serta akuntabilitas pemerintahan daerah. Masa awal pemerintahan yang dimulai sejak pelantikan resmi pada 20 Februari 2025 ini dianggap krusial dalam menentukan arah strategis pembangunan Kabupaten Nunukan ke depan.
Selama kurun waktu tersebut, pemerintah daerah menunjukkan sejumlah pencapaian yang mendapat respons positif dari masyarakat. Di antaranya adalah keterlibatan aktif kepala daerah dalam menyikapi langsung berbagai persoalan di lapangan, khususnya dalam sektor pelayanan publik dan pemberdayaan komunitas. Penggunaan media sosial seperti Instagram dan Facebook juga memperlihatkan indikator kinerja pemerintahan yang cukup transparan dan komunikatif.
Salah satu pengakuan eksternal terhadap kinerja ini adalah diraihnya Top BUMD Awards 2025, yang menandakan keberhasilan dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) secara profesional dan inovatif. Kepemimpinan Irwan Sabri juga dinilai responsif dan partisipatoris, ditunjukkan melalui kedekatannya dengan masyarakat, termasuk organisasi kepemudaan, yang turut memperkuat sinergi sosial dan modal sosial di tingkat lokal.
Namun demikian, sejumlah pihak menilai evaluasi 100 hari kerja sebaiknya tidak hanya menyoroti capaian simbolik, tetapi juga menjadi ruang reflektif untuk mengidentifikasi kelemahan dalam kebijakan dan implementasi program. Beberapa isu krusial yang masih menjadi sorotan publik antara lain kualitas pendidikan, pemerataan layanan kesehatan, infrastruktur di wilayah pedalaman, serta pasokan listrik dan air bersih yang belum merata.
Kondisi sosial masyarakat juga menjadi perhatian serius. Maraknya kasus penyimpangan sosial seperti kekerasan, kekerasan seksual, pencurian, serta praktik-praktik ilegal lainnya mencerminkan perlunya perhatian lebih terhadap pembinaan moral dan etika publik.
Menanggapi hal ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kabupaten Nunukan menyampaikan seruan kepada pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah konkret dalam menanggulangi kemerosotan moral masyarakat.
“Kami mendesak agar pemerintah melakukan tindakan tegas, termasuk mencabut izin terhadap keberadaan lokalisasi yang menjadi pusat aktivitas kemaksiatan, serta memberantas praktik sabung ayam, peredaran narkoba, dan pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah ke sungai,” tegas Ketua DPC IMM Kabupaten Nunukan, Sahlan Fikri Haikal dalam keterangan tertulisnya.
IMM menilai bahwa kondisi sosial yang terjadi saat ini telah bertentangan dengan nilai-nilai moral yang selama ini dikampanyekan oleh kepala daerah. Oleh karena itu, IMM mendorong pemerintah untuk tidak hanya fokus pada aspek pembangunan fisik, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial dan karakter masyarakat.
Refleksi 100 hari kerja ini diharapkan menjadi ruang evaluasi menyeluruh, tidak hanya bagi jajaran eksekutif, tetapi juga bagi seluruh elemen masyarakat. Kritik dan masukan konstruktif seharusnya menjadi bagian dari budaya demokrasi yang sehat, bukan dianggap sebagai bentuk perlawanan, apalagi dimaknai negatif.
Sebagaimana semangat demokrasi deliberatif, literasi politik dan partisipasi publik yang sehat akan menjadi pilar penting dalam membangun tata kelola pemerintahan daerah yang inklusif, responsif, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Discussion about this post