TARAKAN – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Alam Tarakan kembali mencatatkan kinerja positif dengan menyetorkan deviden sebesar Rp28.428.059.759 ke kas Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan untuk tahun buku 2024.
Penyerahan deviden ini dilakukan dalam kegiatan Jumpa Pagi yang digelar di Gedung Serbaguna Pemkot Tarakan pada Selasa (3/6/2025). Wali Kota Tarakan hadir langsung menerima setoran deviden tersebut, didampingi jajaran direksi Perumda Tirta Alam dan sejumlah pejabat Pemerintah Kota.
Direktur Utama Perumda Tirta Alam menyampaikan bahwa peningkatan dividen tahun ini tak lepas dari lonjakan pendapatan perusahaan yang kini mencapai hampir Rp104 miliar. Selain itu, efisiensi operasional dan menurunnya biaya penyusutan turut memperkuat posisi keuangan perusahaan.
“Biaya penyusutan tahun ini tinggal Rp26 miliar, padahal tahun lalu mencapai Rp42 miliar. Efisiensi ini menjadi salah satu faktor utama meningkatnya laba perusahaan,” jelasnya.

Ia menambahkan, besaran dividen yang disetor tahun ini didasarkan pada ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 54 Tahun 2017 Pasal 100, yang menyebutkan dividen dapat dihitung dari laba bersih atau laba kotor sesuai keputusan Kepala Pemilik Modal (KPM). Dalam hal ini, Wali Kota Tarakan menetapkan bahwa dividen dihitung dari laba bersih perusahaan.
Meski demikian, ia mengungkapkan bahwa pihaknya memproyeksikan dividen tahun depan minimal berada di angka Rp20 miliar, mengingat sejumlah tantangan yang mulai dihadapi, salah satunya adalah berkurangnya pelanggan besar seperti pabrik kertas yang telah tiga tahun tidak lagi menggunakan air dari PDAM.
“Mereka sudah beralih ke teknologi Reverse Osmosis (RO) air laut. Padahal, tagihan mereka dulu bisa mencapai Rp500 juta per bulan. Ini tentu berdampak pada pendapatan kami,” ungkapnya.
Kendati menghadapi tantangan tersebut, pihak Perumda Tirta Alam tetap optimistis. Penambahan sambungan baru, terutama di wilayah pesisir yang saat ini tengah dibangun jaringan air bersih, diharapkan mampu menutupi potensi penurunan pendapatan dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
“Kita harap sambungan baru ini bisa menambah pendapatan dan menjaga tren positif PDAM Tarakan ke depan,” tutupnya.
Penyerahan deviden ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa informasi yang selama ini beredar mengenai kerugian yang dialami PDAM Tarakan tidaklah benar. Kinerja keuangan yang sehat dan setoran deviden yang signifikan membuktikan bahwa Perumda Tirta Alam Tarakan dikelola secara profesional, akuntabel, dan terus berkontribusi bagi pembangunan daerah.
“Ini pembuktian bahwa namanya cerita itu kan bisa dikarang. Saya tidak menyalahkan, hanya mungkin salah baca dan tafsir karena tidak tanya langsung ke sumber datanya.” Tutup Iwan Setiawan.
Sementara itu, Wali Kota Tarakan yang juga merupakan Kuasa pemilik Modal mengatakan bahwa PDAM itu tidak rugi, bahkan ia menyebutkan kalau rugi PDAM itu tentu tidak mungkin bisa menyerahkan deviden kepada pemerintah daerah.
“Kalau PDAM itu rugi, tentu tidak mungkin bisa menyerahkan dana sebesar itu,” ujar Khairul dihadapan seluruh kepada OPD pada saat jumpa pagi, Selasa (3/6/2025).
Menurutnya, angka Rp28,4 miliar yang diserahkan tersebut merupakan 5,5 persen dari laba kotor perusahaan. Ia menjelaskan, laba kotor yang dimaksud adalah keuntungan sementara sebelum dikurangi dengan beban penyusutan.
“Jadi saya perlu sampaikan kepada teman-teman semua, agar kita bisa memahami ini dengan bahasa yang sama. Yang diserahkan itu bukan dari dana kerugian, tapi dari laba yang masih belum dikurangi penyusutan,” tutup Khairul.
Discussion about this post