SAMARINDA – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Utara melakukan pertemuan strategis dengan Wakil Menteri Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Plt. Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalimantan Utara di Hotel Fugo, Samarinda. Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog penting dalam membahas kondisi aktual Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya yang masuk ke Kalimantan Utara dan bekerja di kawasan perbatasan Malaysia seperti Tawau dan Sabah.
Berbagai persoalan diangkat dalam diskusi, mulai dari maraknya pemberangkatan non-prosedural, kurangnya edukasi migrasi aman di tingkat akar rumput, hingga dampak sosial yang dirasakan keluarga PMI, termasuk anak-anak yang ditinggalkan. Dalam suasana yang penuh semangat kebersamaan, kedua pihak saling menyampaikan pandangan dan gagasan untuk mencari solusi bersama.
Wakil Menteri BP2MI, Dzulfikar A. Tawalla, menyampaikan apresiasi atas inisiatif dari Pemuda Muhammadiyah. Ia menilai, kehadiran organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah sangat strategis untuk memperluas jangkauan literasi migrasi aman hingga ke komunitas-komunitas yang rentan dan terpencil. Dzulfikar juga menegaskan pentingnya pelibatan anak muda, tokoh agama, dan organisasi keagamaan dalam menciptakan perlindungan menyeluruh bagi PMI.
Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Utara, Asnawir, SE., M.Pd, dalam kesempatan itu menegaskan kesiapan pihaknya untuk menjadi mitra aktif BP2MI dan BP3MI Kaltara. Ia menjelaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah tidak akan bergerak sendiri, tetapi akan menggandeng seluruh elemen Persyarikatan, mulai dari Muhammadiyah, ‘Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, hingga organisasi otonom lainnya.
“Kami ingin kerja-kerja kemanusiaan ini dilakukan secara kolektif. Bukan hanya untuk memberi edukasi dan keterampilan kepada calon pekerja migran, tapi juga untuk mendampingi keluarga mereka, khususnya anak-anak, agar tidak menjadi korban dari dampak sosial migrasi yang tidak terkelola dengan baik,” ujar Asnawir.
Sarni, S.Sos, Plt. Kepala BP3MI Kalimantan Utara, turut menyambut baik semangat kolaborasi ini. Ia menyampaikan bahwa BP3MI terbuka untuk bersinergi dalam program-program konkret, baik berupa pelatihan pra-keberangkatan, advokasi hukum, penyuluhan langsung ke komunitas, hingga kegiatan dakwah dan sosial di daerah-daerah kantong PMI.
Pertemuan ini ditutup dengan komitmen bersama untuk segera menindaklanjuti gagasan-gagasan tersebut ke dalam program nyata di lapangan. Sinergi antara BP3MI dan keluarga besar Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi motor penting dalam memperkuat perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia dan memperkuat kehadiran negara di wilayah-wilayah perbatasan.
Discussion about this post