TARAKAN – Dapur umum Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) SMA Muhammadiyah Tarakan melakukan uji coba penyaluran Makan Bergizi Gratis pada Sabtu (30/8/2025) dengan melayani sekitar 500 siswa yang ada di SMP dan SMA Muhammadiyah. Kegiatan ini menjadi langkah awal sebelum dapur dijalankan secara penuh untuk ribuan penerima manfaat.
Ketua Koordinator Wilayah (Korwil) MBG Muhammadiyah Kaltara, Slamet Kurniawan, menjelaskan bahwa uji coba dilakukan untuk melihat alur kerja, pembagian tugas relawan, hingga kesiapan menu sesuai standar gizi.
“Kami ingin tahu alurnya, mulai dari masak, persiapan, pemorsian, pencucian, hingga distribusi. Setelah itu, kami lakukan evaluasi bersama 50 relawan di hari Minggu,” terangnya.

Pada Senin (1/9/2025), dapur umum SPPG SMA Muhammadiyah Tarakan mulai beroperasi penuh dengan melayani 3.046 penerima manfaat dari 13 sekolah di sekitar Tarakan, mulai dari tingkat TK, SD, hingga SMA. Jumlah tersebut ditargetkan meningkat hingga lebih dari 4.000 siswa.
Menurut Slamet, kendala di hari pertama tidak dapat dihindari. “Kalau uji coba hanya 500 porsi, lalu hari pertama langsung 3.000 porsi, tentu ada selisih waktu dan beberapa keterlambatan. Tapi kami terus evaluasi agar lebih baik,” ujarnya. Ia menambahkan, varian menu diatur langsung oleh ahli gizi untuk memastikan kecukupan gizi para siswa.

Slamet juga menyinggung soal pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam mengelola dapur umum. Ia menegaskan, kerja sama antara mitra, relawan, Badan Gizi Nasional (BGN), pemerintah, hingga masyarakat penerima manfaat sangat dibutuhkan.
“Bayangkan, satu dapur bisa menghabiskan 10 ton beras per bulan. Kalau 17 dapur di Tarakan berjalan, kebutuhan bisa mencapai 170 ton beras. Belum termasuk telur, ayam, dan buah. Jadi kolaborasi dengan pemerintah dan pengusaha sangat penting, baik untuk stabilisasi harga maupun penyediaan bahan,” jelasnya, Rabu (3/9/25).

Saat ini di Tarakan sudah ada tiga dapur yang beroperasi, termasuk dapur SMA Muhammadiyah. Muhammadiyah sendiri menargetkan membuka 10 dapur umum, dengan tiga dapur dijadwalkan mulai beroperasi pada September ini.
“Kalau semua dapur berjalan, dampaknya luar biasa. Tidak hanya untuk pemenuhan gizi anak sekolah, tapi juga bagi perekonomian lokal, seperti petani, pedagang sayur, peternak ayam, hingga pemasok buah,” pungkas Slamet.
Diharapkan dengan adanya program dari pemerintah pusat ini bisa langsung dirasakan manfaatnya tidak hanya kepada siswa, tapi ke seluruh stekholder terkait.









Discussion about this post