TARAKAN – Delapan siswa berbakat dari jurusan Desain dan Produksi Busana SMK Negeri 1 Tarakan, Kalimantan Utara, akan mewakili daerah mereka dalam ajang mode nasional Jogjakarta Fashion Week 2025 yang digelar pada 7 Agustus 2025 di Jogja Convention Center (JCC).
Mengusung tema “Sustainability” (Keberlanjutan), para siswa akan menampilkan koleksi busana yang seluruhnya dibuat dari bahan daur ulang, seperti jins, jaket, rok, dan pakaian bekas. Karya-karya ini tidak hanya menonjolkan kreativitas, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang kepedulian lingkungan.
“Ini luar biasa. Mereka benar-benar mendesain dari nol—mulai dari riset, sketsa, membuat pola, hingga menjahit. Semua dilakukan sendiri oleh anak-anak,” ungkap guru pembimbing kompetensi Desain dan Produksi Busana SMKN 1 Tarakan, Santi Asmara Dhani, pada Senin (21/7/2025).
Dua Koleksi Unggulan turut ditampilkan diantaranya, Noir Rebellion, menggambarkan semangat kebebasan dan pemberontakan kreatif anak muda. Koleksi ini menunjukkan bahwa busana daur ulang tetap bisa tampil mewah dan modern.
Petsch Crematik, terbuat dari bahan tenda bekas dan dipadukan dengan motif lokal khas Dayak Tarakan dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Awalnya kami ingin ambil tenunan dari Tarakan, tapi ternyata stoknya kosong. Akhirnya kami gunakan bahan dari rumah salah satu siswa asal NTT. Tetap kami kombinasikan dengan motif Dayak agar identitas lokal tetap terjaga,” jelas Santi.
Keikutsertaan para siswa ini bukan bagian dari kompetisi, melainkan sebagai ajang presentasi karya nyata dalam peringatan 20 tahun Jogjakarta Fashion Week. Proyek ini menjadi implementasi langsung dari kurikulum Merdeka Belajar, khususnya pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
Lebih membanggakan lagi, seluruh proses produksi hingga keberangkatan dilakukan secara mandiri oleh para siswa. Sejak duduk di kelas 10, mereka secara kolektif menabung Rp 50 ribu setiap minggu.
“Rata-rata tabungan mereka sudah lebih dari Rp1 juta. Biaya produksi hingga tiket pesawat semua disiapkan secara swadaya. Sekolah hanya memberikan izin dan dukungan,” ujar Santi.
Dari delapan siswa yang berangkat, tiga di antaranya telah diterima untuk magang di studio mode ternama di Yogyakarta, termasuk milik desainer populer Indra Gunawan, yang dikenal sebagai Guru Viral.
“Kalau mereka tidak diberi kesempatan tampil dan dikenal, sangat disayangkan. Mereka ini anak-anak luar biasa—berbakat, berdedikasi, dan penuh semangat,” tambahnya.
Sebelum tampil di Yogyakarta, karya-karya mereka telah dipresentasikan dalam event internal sekolah bertajuk Gelar Karya Gusana. Setelah ini, para siswa juga tengah mempersiapkan diri mengikuti kompetisi mode di Jakarta pada Oktober 2025 mendatang.
Dengan keberanian, kreativitas, dan kerja keras, para siswa SMKN 1 Tarakan membuktikan bahwa dari wilayah ujung utara Kalimantan pun bisa lahir karya besar yang layak tampil di panggung mode nasional.
Discussion about this post