TARAKAN – Seorang warga Kota Tarakan, Kalimantan Utara, bernama Iskandar mengalami kerugian besar setelah rekening miliknya di Bank Negara Indonesia (BNI) diduga dibobol oleh pihak tidak bertanggung jawab. Dalam waktu kurang dari satu jam, dana sebesar Rp575 juta raib dari dua rekening yang dimilikinya melalui aplikasi Wondr BNI.
Iskandar mengungkapkan bahwa kejadian bermula ketika ia dihubungi seseorang yang mengaku sebagai petugas dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Penelepon tersebut menawarkan layanan upgrade Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan meminta Iskandar membeli materai elektronik senilai Rp10.000 melalui aplikasi Wondr BNI.
“Saya sempat melakukan video call dengan orang tersebut. Saya percaya karena latar belakang video call-nya menunjukkan Kantor DJP Tarakan. Tapi setelah saya membeli materai elektronik itu, aplikasi Wondr BNI saya langsung tidak bisa diakses,” ujar Iskandar kepada media, Selasa (29/4/2025).
Yang membuat Iskandar heran, seluruh transaksi pembobolan berlangsung sangat cepat dan melebihi batas maksimal penarikan harian. “Limit harian saya seharusnya hanya Rp100 juta, tapi ini bisa sampai Rp575 juta hanya dalam waktu satu jam. Ini sangat tidak masuk akal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Iskandar mengatakan tidak ada notifikasi transaksi yang masuk ke perangkatnya selama pembobolan berlangsung. Ia menduga wajahnya yang sempat terekam saat video call disalahgunakan untuk mengakses aplikasi Wondr BNI yang menggunakan sistem pengenalan wajah (facial recognition).
“Saya curiga sistem keamanan BNI telah diretas oleh oknum yang memahami cara kerja internal mereka. Ini bukan pekerjaan sembarangan,” tegasnya.
Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Tarakan pada 16 April 2025 dengan dugaan penipuan online. Laporan juga telah disampaikan ke pihak BNI. Menurut Iskandar, pihak bank menyatakan sedang melakukan investigasi internal yang memerlukan waktu sekitar 12 hari kerja.
“Yang saya pertanyakan, bagaimana sistem proteksi BNI? Kalau sistem seaman itu bisa dijebol, tentu harus ada tanggung jawab dari pihak bank,” kata Iskandar menutup keterangannya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Bank BNI maupun kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus tersebut.
Discussion about this post