TARAKAN – Upaya penyelundupan narkotika jenis sabu kembali digagalkan oleh Satresnarkoba Polres Tarakan. Dalam pengungkapan kasus pada 30 April 2025 lalu, petugas berhasil mengamankan 3,2 kilogram sabu yang disamarkan dalam perut ikan dan dikemas dalam box gabus untuk dikirim ke Sulawesi Selatan.
Kasus ini bermula dari laporan seorang buruh pelabuhan di Malundung, Tarakan Timur, yang merasa curiga terhadap dua box berisi ikan titipan seseorang tak dikenal. Menurut buruh tersebut, box terasa ringan dan tidak sedingin biasanya. Karung pembungkus juga mencantumkan nama, nomor telepon, dan alamat tujuan di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Menindaklanjuti laporan itu, Tim Opsnal Satresnarkoba Polres Tarakan segera melakukan pengecekan. Sekitar pukul 17.00 WITA, petugas menemukan 60 bungkus plastik bening berisi sabu yang disembunyikan dalam perut ikan. Total barang bukti mencapai 3.237,2 gram sabu siap edar.
“Kejadian ini terjadi pada hari Rabu, 30 April 2025, sekitar pukul 17.00 WITA di Pelabuhan Malundung, Kelurahan Lingkas Ujung, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan. Kami mendapatkan informasi bahwa akan ada pengiriman mencurigakan melalui kapal tujuan Parepare,” ungkap Kapolres Tarakan, AKBP Erwin S. Manik dalam keterangan pers nya di hadapan awak media, Sabtu (10/5/25).

Polisi kemudian melakukan controlled delivery hingga ke lokasi tujuan di Sulawesi Selatan. Pada Sabtu dini hari (3 Mei 2025), box ikan tiba di Pelabuhan Nusantara, Pare-Pare, dan diteruskan oleh sopir angkot ke Kabupaten Pinrang. Di sana, seorang pria bernama AL (45), warga setempat yang berprofesi sebagai petani, datang menjemput paket.
AL langsung diamankan oleh petugas dan mengaku mendapat perintah dari seseorang berinisial A sebagai pesuruh. AL juga mengungkap bahwa ini merupakan kali kedua ia diminta mengambil paket serupa. Untuk setiap pengambilan, AL dijanjikan upah Rp60 juta upah pertama telah diterima, namun upah kedua belum sempat diterima akibat tertangkap.
Kapolres Tarakan melalui keterangannya menyampaikan bahwa nilai ekonomis dari barang haram tersebut diperkirakan mencapai Rp4,85 miliar. Jika 1 gram sabu dapat merusak 12 orang, maka pengungkapan ini menyelamatkan sekitar 38.846 jiwa dari potensi bahaya narkoba.
AL kini dijerat dengan Pasal 114 Ayat (2) jo Pasal 112 Ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ia terancam hukuman penjara minimal 5 tahun hingga maksimal 20 tahun, serta denda hingga Rp10 miliar.
Discussion about this post